Sabtu, 17 Maret 2012

PENGENDALIAN


2.5       Pengendalian
Pada hakekatnya, manajemen adalah koordinasi usaha-usaha manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tanggungjawab utama pengendalian kas adalah membuat perencanaan melakukan pengendalian dan menjaga sumber daya perusahaan. Pada umumnya efektivitas manajemen merupakan faktor utama berhasilnya suatu kegiatan usaha.
Pembuatan anggaran kas merupakan satu cara efektif untuk merencanakan dan mengendalikan arus uang, memperkirakan kebutuhan uang dan secara efektif menggunakan uang berlebihan. Kedua fungsi tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat sehingga dapat dikatakan sebagai satu kesatuan yang utuh. Suatu perencanaan yang baik tanpa disertai pengendalian yang baik akan memberikan hasil yang kurang memuaskan, demikian pula sebaliknya.

2.5.1        Pengertian Pengendalian
Menurut Welsch, Hilton, Gordon dalam bukunya “Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba”. Yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw, menyatakan bahwa :
“Pengendalian adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan pada dasarnya, pengendalian mengukur kinerja dengan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang direncanakan dan mengukur penyimpangan yang terjadi. Apabila terjadi penyimpangan harus dilihat apa penyebab dan tindakan perbaikan yang perlu diambil”.                                     
(2000:13)
            Sedangkan menurut R.A Supriyono dalam bukunya “Akuntansi Manajemen II” menyatakan bahwa :
            “Pengendalian merupakan proses yang digunakan untuk menjamin agar para pelaksanaan bekerja dengan efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan bagian organisasi yang telah ditentukan terlebih dahulu”.
(2001:6)
Dengan adanya pengendalian untuk kas yang memadai, maka semua aktivitas yang menyangkut pengelolaan kas, baik itu penerimaan kas maupun pengeluaran kas dapat ditelusuri sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi atau penyimpangan-penyimpangan dari anggaran kas yang telah diproyeksikan akan mudah diketahui secepat mungkin dilakukan perbaikan-perbaikan.
Ada tiga macam sifat pengendalian diantaranya :
1.      Pengendalian yang bersifat mengarah, dimana manajemen memberikan tanda-tanda yang menunjukanapa yang akan terjadi jika pelaksanaan tidak berubah.
2.   yes atau no control. Dimana manajemen memberi aturan-aturan yang menunjukan kondisi yang harus dipenuhi sebelum suatu pekerjaan diteruskan ketahap berikutnya.
1.      pengendalian sesudah pelaksanaan setelah suatu kegiatan diselesaikan yang menunjukan perbedaan-perbedaan antara realisasi dan rencana.
Dengan demikian maka pengendalian dapat diartikan secara umum sebagai upaya yang dilakukan manajemen supaya pelaksanaan tidak menyimpang dari rencana, selain itu manajemen dapat melaksanakan sumber daya yang diperoleh secara efektif dan efesien juga memberi semangat kepada para anggota untuk melaksanakan kegiatan agar mencapai tujuan yang ditentukan.


2.6.1        Proses Pengendalian
Proses pengendalian kas didahului dengan penetapan tujuan oleh manajemen puncak dan penetapan strategi untuk pencapaian. Tujuan merupakan hasil yang di inginkan untuk dicapai sedangkan strategi adalah cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan merupakan pernyataan umum mengenai apa yang ingin dicapai oleh organisasi sebagai contoh, keinginan perusahaan untuk memaksimalkan laba, meminimalkan biaya, memperluas pangsa pasar, dan sebagainya. Penetapan tujuan dan strategi untuk pencapaiannya dilaksanakan dalam proses penyusunan program.
Proses pengendalian Menurut Welsch, Hilton, Gordon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw dalam bukunya “Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba”, adalah sebagai berikut:
 “ 1.  Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.      Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual. Hasil yang direncanakan dan selisih antara keduanya.
3.      Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang direncanakan dan mencari sebab-sebab dari penyimpangan tersebut.
4.      Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses disuatu bidang tertentu.
5.      Memilih tindakan koreksi dari kumpulan alternatif yang ada dan menerapkan tindakan tersebut.
6.      Tindakan lanjut atas pengendalian untuk menilai efektifitas dari tindakan koreksi yang diterapkan dan dilanjutkan dengan umpan maju untuk membuat perencanaan periode berikutnya”.
(2000:14)
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa proses pengendalian didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa perusahaan dapat mencapai sasaran, tujuan, kebijakan dan standar yang ditetapkan secara efesien.

2.5.2        Jenis-jenis Pengendalian
Sebagai alat bantu manajemen pengendalian perusahaan mempunyai beberapa jenis pengendalian. Menurut Welsch, Hilton, Gordon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw dalam bukunya “Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba”, jenis-jenis pengendalian dibagi menjadi tiga jenis antara lain sebagai berikut:
“ 1. Pengendalian awal (feedforward control)
2. Pengendalian berjalan (councurrent control)
1. Pengendalian umpan balik (feedback control)”.
(2000:14)
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa jenis-jenis pengendalian sebagai berikut.
1.      Pengendalian awal (feedforward control)
Digunakan sebelum kegiatan atau tindakan dilaksanakan untuk menjamin bahwa sumber daya manusia dan bahan baku telah disiapkan dan perusahaan telah siap untuk melaksanakan kegiatannya.
2.      Pengendalian berjalan (concurrent control)
Biasanya dalam bentuk laporan kinerja berkala, pemantauan (dengan menggunakan observasi personal dan laporan-laporan) terhadap aktivitas berjalan untuk menjamin tujuan dapat dicapai dan kebijakan serta prosedur telah diterapkan dengan benar selama operasi perusahaan.
3.      Pengendalian umpan balik (feedback control)
Tindakan pasca operasi, memfokuskan pada hasil periode sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas dimasa mendatang.

KAS



2.1      Kas
            Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, makin besar jumlah kas yang ada didalam perusahaan berarti makin tinggi tingkatan likuiditasnya ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena makin besarnya kas berarti makin banyaknya uang yang menganggur sehingga memperkecil profitabilitasnya sebaliknya kalau perusahaan mengejar profitabilitasnya saja akan berusaha agar persediaan kasnya dapat diputarkan atau dalam keadaan bekerja. Kalau perusahaan menjalankan tindakan tersebut berarti menempatkan perusahaan itu dalam likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

2.1.1        Pengertian Kas
Kas merupakan aktiva perusahaan yang paling lancar, dan merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Selain itu kas merupakan alat pembayaran yang diterima oleh semua pihak dan digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Menurut Slamet Sugiri dalam bukunya “Akuntansi Pengantar 2”, sebagai berikut:
“Yang dimaksud dengan kas adalah alat pertukaran dan alat pembayaran”.
(2002:15)
Selain sebagai alat pertukaran dan pembayaran, kas juga merupakan alat pelunasan kewajiban seperti yang dikemukakan oleh Soermarso dalam bukunya “Pengantar Akuntansi” adalah sebagai berikut:
“Kas adalah alat segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajibannya pada nilai nominal”.
(2002:296)

            Berdasarkan pendapat-pendapat diatas kas dapat diartikan sebagai alat pertukaran yang dapat berbentuk surat berharga ataupun berbentuk koin yang digunakan dalam setiap transaksi keuangan, selain itu kas dapat diartikan sebagai harta lancar yang disimpan dibank yang sewaktu-waktu dapat diambil untuk keperluan bisnis.
            Adapun yang termasuk ke dalam golongan kas menurut Al Haryono Husup dalam bukunya “Dasar-dasar Akuntansi 2”,  adalah sebagai berikut:
            “Didalam akuntansi istilah kas mengandung pengertian yang lebih luas karena meliputi juga uang kertas, uang logam, cek, pos wesel, simpanan dibank, dan sesuatu yang dapt disamakan dengan uang”.
(2000:1)
            Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kas merupakan aktiva yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam setiap transaksi keuangan dan diterima oleh semua pihak. Kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Perubahan tersebut disebabkan hampir pada setiap transaksi yang dilakukan dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Selama perusahaan menjalankan kegiatannya akan terjadi penerimaan dan pengeluaran kas yang berarti secara otomatis akan mempengaruhi jumlah atau posisi kas, penerimaan dan pengeluaran kas tersebut terus berjalan membentuk suatu aliran atau arus yang dikenal dengan istilah arus kas (cash flow).




2.1.2        Arus Kas
Arus kas akan terjadi secara terus-menerus dalam perusahaan, selama perusahaan itu beroperasi. Adapun pengertian arus kas menurut Sofyan Harap dalam bukunya “Teori Akuntansi Laporan Keuangan”, adalah sebagai berikut:
“Arus kas yaitu penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan. Pada suatau periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan, dan investasi”.
(2002:93)
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa arus kas dapat dikatakan sebagai suatau sumber informasi mengenai keadaan kas dalam suatu perusahaan. Selain itu arus kas juga dapat disebut sebagai alat perencanaan untuk menyusun laporan keuangan periode selanjutnya.
Arus kas menurut Ridwan Sudjaya dan Inge Barlian dalam bukunya “Manajemen Keuangan I” yaitu:
“Ringkasan aliran kas untuk suatu periode tertentu, laporan ini kadang disebut laporan sumber dan penggunaan yang didigunakan operasi perusahaan, investasi dan aliran kas pembiayaan serta menunjukan perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut”.
(2002:134)
Merencanakan arus kas masuk dan arus kas keluar memberikan saldo posisi awal dan saldo akhir yang direncanakan untuk jangka waktu tertentu, dari penjelasan diatas dapat diuraikan sebagai perencanaan arus kas masuk dan arus kas keluar akan menunjukan.


1.            kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi.
2.      Kebutuhan terhadap perencanaan investasi yaitu untuk menanamkan kelebihan uang pada penggunaan yang menguntungkan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa arus kas adalah uang yang digunakan dan dihasilkan dari operasi perusahaan, diantaranya uang tunai yang diperoleh dari pinjaman, pemulihan perusahaan dan digunakan untuk membayar hutang, gaji pokok pegawai, upah.

2.2      Anggaran Kas
Anggaran kas menunjukan arus masuk dan arus keluar yang direncanakan dan posisi terakhir pada priode tertentu, misalnya akhir bulan, sebagian besar perusahaan harus membuat baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang untuk arus uang mereka. Merencanakan arus uang masuk dan keluar memberikan saldo awal dan akhir kas untuk satu jangka waktu perencanaan arus uang masuk dan keluar akan menunjukan kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi dan kebutuhan terhadap perencanaan investasi untuk menanamkan kelebihan uang pada penggunaan yang menguntungkan. Anggaran kas secara langsung berkaitan dengan rencana lainnya, seperti rencana penjualan, anggaran piutang dan biaya, anggaran pengeluaran untuk pemberian barang modal.

2.2.1        Pengertian Anggaran Kas
Pengertian anggaran kas menurut Lukman Syamsudin. dalam bukunya “Manajemen Keuangan Perusahaan”, menyatakan bahwa:
“Anggaran kas adalah suatu alat yang dapat digunakan manajer keuangan untuk meramalkan atau memperkirakan kebutuhan-kebutuhan dana jangka pendek dan untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan uang kas selama periode budget”.
(2000:123)

            Sejalan dengan pengertian anggaran kas diatas dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan anggaran kas adalah:
1.      Anggaran kas merupakan suatu proyeksi dari arus kas masuk, arus kas keluar dan sebagai alat pengendali kas.
2.      Anggaran kas merupakan rencana aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dimasa yang akan datang.
3.      Anggaran kas menggambarkan perubahan jumlah kas yaitu perubahan berupa penerimaan dan pengeluaran kas.
Menurut Martono Agus Harjho dalam bukunya “Manajemen Keuangan” menyatakan sebagai berikut:
“Anggaran kas adalah skedul yang menyajikan perkiraan aliran kas masuk dan kas keluar selama periode tertentu pada waktu yang akan datang”.
(2002:112)
            Sedangkan menurut welsch, Hilton, Gordon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw dalam bukunya “Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba”, menyatakan bahwa:
            “Anggaran kas adalah arus uang masuk dan keluar yang direncanakan, dan posisi terakhir pada akhirnya periode intern tertentu, misalnya akhir bulan”.
(2000:377)
            Dari kutipan diatas menyatakan bahwa anggaran kas merupakan rencana arus uang masuk dan uang keluar untuk satu jangka waktu perencanaan tertentu.

2.2.2        Kegunaan Anggaran Kas
Kegunaan anggaran kas akan dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalannya atau kondisi perusahaan. Menurut M Munandar dalam bukunya “Budgeting” Secara umum anggaran termasuk anggaran kas mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu sebagai berikut:
 “1. Sebagai pedoman kerja.
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.
3. Sebagai alat pengawasan kerja”.                                                  
(2000:312)
            Adapun uraian dari kutipan diatas adalah sebagai berkut.
1.      Sebagai pedoman
Berfungsi sebagai pedoman kerja yang memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2.      Sebagai alat pengkoordinasi kerja
Berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan dapat menunjang saling kerjasama untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan.


3.      Sebagai alat pengawasan kerja
Berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses bekerja. Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dan realisasinya.

2.2.3        Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Anggaran kas merupakan alat dalam manajemen kas yang memberikan petunjuk mengenai beberapa banyak kas yang diperkirakan akan tersedia pada suatu saat dan untuk beberapa lama, tujuan penyusunan anggaran kas dalam setiap perusahaan pada dasarnya sama, yaitu merencanakan posisi kas untuk suatau periode tertentu yang akan datang.
            Menurut Ellen Christina dkk dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan” tujuan penyusunan anggaran kas adalah untuk.
           “1. Menentukan posisi kas pada berbagi waktu dengan membandingkan   uang kas masuk dengan uang kas keluar.
 2.  Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit dan surplus.
 3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka waktu pendek dan jangka waktu panjang, dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu  mencari dana tambahan baru dan sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
 4.  Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.
 5.  Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan.
 6.  Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya”.
(2001:188)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penyusunan anggaran kas untuk menentukan posisi kas dengan membandingkan uang kas dan uang kas keluar, memperkirakan defisit dan surplus dan untuk membuat keputusan dalam memberikan kebijakan kredit, otorisasi dana anggaran yang disediakan dan merealisasikan pengeluaran kas sebenarnya.

2.2.4        Proses Penyusunan Anggaran Kas
Proses penyusunan anggaran kas pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program. Proses penyusunan anggaran kas memerlukan kerja sama para manajer.
Menurut Ellen Christina dalam bukunya “Anggaran Perusahaan” langkah-langkah proses penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut.
“1.   Menyususn anggaran penagihan piutang.
  2. Menyusun anggaran penerimaan kas, yang biasanya terdiri dari prosespenerimaan tunai, penagihan piutang dan penerimaan lain-lain.
  3.  Menyusun anggaran pengeluaran kas, anggaran pengeluaran kas ini  umumnya mencakup pos-pos pembelian mesin, pembelian gedung. Anggaran untuk biaya pengeluaran lain-lain.
  4.  Menyusun anggaran kas yang sifatnya sementara, artinya apabila terdapat saldo kas akhir yang minus atau negatif, maka perusahaan memerlukan pinjaman dari pihak luar dan sebagai konsekuensinya diperlukan pembayaran beberapa bunga dan anggsuran pokoknya.
 5.    Memperkirakan pembayaran bunga untuk itu diperlukan suatu skema pembayaran bunga yang lengkap.
 6.    Menyusun anggarna kas akhir.
(2001 :189)
Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa proses penyusunan anggaran kas sangat diperlukan untuk mengetahui anggaran penagihan piutang, anggaran penerimaan kas, untuk mengetahui hasil saldo akhir.




2.2.5        Tahapan – tahapan Penyusunan Anggaran Kas
Secara garis besarnya, anggaran kas memberikan gambaran mengenai sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran, terjadinya surplus dan defisit. Oleh  karena itu langkah-langkah dalam penyusunan anggaran kas menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, adalah sebagai berikut.
1.      Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasinil perusahaan. Transaksi-transaksi disini merupakan transaksi operasi. Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit atau surplus, karena rencana operasi perusahaan.
2.      Menyusun perencanaan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut seperti waktu pembayaran bunga kredit tersebut waktu pembayarannya kembali. Transaksi-transaksi disini merupakan transaksi finansil (financial transaction).
3.      Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansil, dan anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan”.
(2001:97-98)
            Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan penyusunan anggaran kas harus menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran, perkiraan estimasi kebutuhan dana dan menyusun kembali keseluruhan estimasi penerimaan kas dan pengeluaran kas.

2.2.6        Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas
            Agar suatu anggaran kas dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang termuat didalamnya harus cukup akurat. Sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, maka diperlukan data informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam penyusunan anggaran kas.
            Menurut M Munandar dalam bukunya “Budgeting, adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun anggaran kas antara lain:
“1.    Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas :
§  Budget penjualan khususnya rencana tentang jenis dan jumlah barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
§  Keadaan persaingan dipasar.
§  Posisi perusahaan dalam persaingan.
§  Syarat-syarat pembayaran (term of payment) dari perusahaan kepada calon pembeli.
§  Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang.
§  Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva tetap.
§  Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber lain (non operating).
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas:
§  Budget pembelian bahan-bahan khususnya rencana tentang jenis dan jumlah bahan yang akan dibeli dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
§  Keadaan persaingan para supplier bahan pasar.
§  Posisi perusahaan terhadap pihak supplier.
§  Syarat pembayaran (term of payment)yang ditawarkan oleh supplier.
§  Budget upah tenaga kerja langsung.
§  Budget biaya pabrik tidak langsung.
§  Budget biaya administrasi.
§  Budget perubahan aktiva tetap khususnya rencana tetang penambahan aktiva tetap.
§  Rencana-rencana tentang pengeluaran kas oleh keperluan lain-lain (non operation)”.
(2001:312-315)
Adapun penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas tersebut diatas adalah sebagai berikut.
1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas antara lain.
§  Anggaran penjualan
Semakin besar jumlah penjualan, akan cenderung semakin besar pula transaksi penjuaalan secara tunai yang akan dilakukan. Sehingga akan memperbesar penerimaan kas, sebaliknya, semakin kecil jumlah penjualan akan akan cenderung semakin kecil pula transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan. Sehingga akan memperkecil penerimaan kas.
§  Keadaan persaingan dipasar.
Persaingan yang lebih keras akan memaksa perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit. Sehingga memperkecil transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperkecil pula penerimaan kas. Sehingga, persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaan memperkecil transaksi-transaksi secara kredit, sehingga memperbesar transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperbesar pula penerimaan kas.
§  Posisi perusahaan dalam persaingan.
Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan penjualan secara tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah dalam persaingan kurang memungkinkan untuk memaksakan penjualan secara tunai, sehingga akan memperkecil penerimaan kas.
§  Syarat pembayaran (term payment) yang ditawarkan perusahaan.
      Bila potongan penjualan yang ditawarkan perusahaan cukup menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian-pembelian secara tunai, sehingga akan mem[perbesar penerimaan kas. Sebaliknya, bilamana potongan penjualan yang ditawarkan perusahaan kurang menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil penerimaan kas.
§  Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang.
      Penagihan piutang yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas sedangkan sebaliknya, jika penagihan piutang yang kurang efektif maka akan memperlambat penerimaan kas.
§  Anggaran perubahan aktiva tetap.
Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan melakukan penjualanaktiva tetap, maka akan memperbesar penerimaan kas sedangkan sebaliknya, bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperkecil penerimaan kas.
§  Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas.
Penerimaan-penerimaan kas dari sumber lain-lain, seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pegeluaran kas antara lain.
§  Anggaran pembelian
Semakin besar jumlah pembelian bahan mentah. Akan cenderung semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya semakin kecil jumlah pembelian, akan cenderung semakin kecil pula transaksi pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.
§  Keadaan persaingan para supplier.
Persaingan yang lebih keras akan memaksa para supplier melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan. Akibatnya akan memperkecil pengeluaran kas, sebaliknya persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan supplier memperkecil transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperbesar transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan.
§  Posisi perusahaan terhadap pihak supplier.
Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan pembelian bahan mentah secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah kurang memungkinkan untuk memaksakan pembelian secara kredit, sehingga lebih banyak dilakukan transaksi pembelian bahan mentah secara tunai, akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas.
§  Syarat pembayaran (term payment) yang ditawarkan oleh supplier.
      Bilamana potongan pembelian yang ditawarkan supplier cukup menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, bilamana potongan pembelian yang ditawarkan supplier kurang menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian-pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.


§  Anggaran upah tenaga kerja langsung.
      Semakin besar biaya pabrik tidak lansung yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya semakin kecil jumlah upah tenaga kerja langsung, akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang dilakukan.
§  Anggaran biaya pabrik tidak langsung.
Semakin kecil upah tenaga kerja tidak langsung yang akan dibayar, akan semakin kecil pula pengeluaran kas yanag akan dilakukan. Sebaliknya semakin besar biaya pabrik tidak langsung akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang dilakukan.
§  Anggaran biaya administrasi
Semakin besar biaya administrasi yang harus dibayar akan semakin besar pula pengeluaran kas yang dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil pula pengeluaran kas yang dilakukan.
§  Anggaran perubahan aktiva tetap.
Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan melakukan perubahan aktiva tetap, maka akan memperbesar pengeluaran kas, sedangkan sebaliknya bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperkecil kas.
§  Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (non operating).
Pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain seperti misalnya untuk biaya bunga, biaya sewa.

2.2.7        Pelaporan Anggaran Kas.
            Laporan anggaran kas disusun secara teratur dengan selang waktu yang tidak terlalu lama, hal ini dilakukan agar penyimpangan-penyimpangan dapat diketahui, sehingga tidak terjadi berlarut-larut dalam jangka waktu yang lama dengan demikian laporan anggaran tIdak disusun sekaligus pada akhir tahun menunggu sesudah anggaran selesai di realisasikan, tapi laporan anggaran dilakukan secara kontinu disusun beberapa kali dalam setahun (misalnya tiga bulan sekali, dua bulan sekali, satu bulan sekali, dan sebagainya).

2.4       Efektivitas
            Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan anggaran kas dapat dikatakan efektif apabila sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Efesiensi dan efektivitas merupakan dua macam kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan prestasi suatu pusat pertanggung jawaban. Efisiensi dan efektivitas biasanya lebih bersifat relatif atau kompratif dari pada bersifat absolut, dalam arti bahwa efisiensi diukur dengan satuan tertentu misalnya antara pusat pertanggung jawaban yang satu dibandingkan dengan pusat pertanggung jawaban lainnya.
Efektivitas merupakan keadaan yang berpengaruh sesuatu hal yang berkesan, kemajuan, keberhasilan usaha, tindakan ataupun hal mulai berlakunya. Menurut Supriyono dalam bukunya “Sistem Pengendalian Manajemen”, adalah sebagai berikut.
“Efektivitas adalah hubungan antara keluaran satu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang harus dicapai, semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut maka dapat dikatakan semakin efektif pula unit tersebut”,
(2000:29)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas sangat penting bagi suatu organisasi perusahaan dimana cara pengukuran yang telah ditetapkan harus mengenai sasaran anggaran kas, untuk menunjang efektivitasanggaran kas yang memadai maka perlu mendapatkan perhatian yang cukup dari pihak manajemen perusahaan, tanpa didukung dengan adanya penerapan proses efektivitas anggaran kas yang efesien dan efektif serta mengandung pengendalian kas yang memadai, maka efektivitas anggaran kas akan terhambat sehinnga mengganggu kelancaran perusahaan secara keseluruhan.
            Efektivitas menurut Anthony-Dearden Bedford yang diterjemahkan oleh Agus Maulana dalam bukunya sistem Pengendalian Manajemen’ adalah sebagai berikut:
            “Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencari tujuan yang diingginkan”                                                                               
    (2000:14)
            Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa efektivitas merupakan pertanggungjawaban yang harus dicapai dalam suatu unit. Semakin besar kontribusi yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian tersebut, aka tetapi seandainya tingkat keluaran unit kerja tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka dikatakan bahwa unit kerja tersebut tidak atau kurang efektif.