2.1 Anggaran
Salah
satu alat bantu bagi manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam
perencanaan dan pengendalian adalah anggaran. Apabila terjadi penyimpangan atas
pelaksanaan anggaran kas, maka diperlukan pengendalian. Hal ini akan dijadikan
masukkan yang penting dalam melakukan perbaikan.
2.1.1
Pengertian Anggaran.
Pengertian anggaran menurut para ahli akuntansi
adalah
§ Menurut M Munandar
dalam bukunya “Budgeting”.
“ Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis. Yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (satuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”.
(2001:1)
§ Pengertian tentang anggaran dikemukakan oleh Welsch, Hilton, Gordon yang diterjemahkan
oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw Dalam bukunya “Anggaran,
Perencanaan dan Pengendalian Laba”, adalah sebagai berikut
“ Budgeting (Perencanaan dan
Pengendalian laba) yang biasanya adalah penganggaran usaha, penganggaran
managerial dan penganggaran didefinisikan sebagai suatau pendekatan sistematis
dan formal untuk menjalankan tahapan penting dari fungsi perencanaan dan
pengendalian manajemen ”.
(2000:4)
Inti
dari pengertian diatas adalah;
1.
Formal,
disusun secara resmi dan tertulis
2.
Sistimatis,
disusun berurutan dan berdasarkan fakta.
3.
Tanggung
jawab, merupakan tanggung jawab dalam mengambil keputusan oleh manager.
4.
Perencanaan
koordinasi, dan pengawasan merupakan fungsi anggaran.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan
bahwa anggaran harus disusun secara tertulis dan berurutan berdasarkan fakta
yang terjadi, anggaran berfungsi juga sebagai perencanaan, pengendalian serta
pengawasan.
2.1.2
Fungsi Anggaran
Anggaran merupakan alat perencanaan
tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dalam unit atau uang. Anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan
fungsinya.
Menurut M Nafarin dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan”, fungsi
manajemen adalah sebagai berikut.
1.
Fungsi perencanaan
2.
Fungsi pelaksanaan
3.
Fungsi pengawasan
(2000:15-16)
Adapun
uraian dari kutipan diatas adalah sebagai berikut;
1. Fungsi perencanaan
Anggaran merupakan
alat perencanaan tertulis menuntut pemikir yang teliti dan akan memberikan
gambaran yang lebih nyata atau jelas dalam unit dan uang. Misalnya laba tahun
1996 direncanakan setinggi-tingginya. Rencana yang dirumuskan dengan kata “
setinggi-tingginya” tidak jelas maksudnya, karena laba setinggi-tingginya bagi
perusahaan yang satu tidak sama dengan perusahaan yang lain. Dalam anggaran,
rencana laba setinggi-tingginya dirumuskan secara teliti dan nyata, yaitu
dinyatakan secara kuantitatif. Misalnya laba tahun 1996 yang harus dicapai
perusahaan kecap sehat direncanakan setinggi-tingginya Rp 2.835.872.
2. Fungsi pelaksanaan
Anggaran merupakan
pedoman dalam pelaksanaan pekerja, sehingga pekerja dapat dilaksanakan secara
selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan
(koordinasi) setiap bagian kegiatan, seperti: Bagian Pemasaran, Bagian umum,
Bagian Produksi, dan Bagian Keuangan. Bila salah satu bagian (departemen) saja
tidak dapat melaksanakan tugas sesuai dengan yang direncanakan, maka bagian
lain juga tidak dapat melaksanakan tugasnya sesuai rencana. Dengan demikian
tiap bagian harus melaksanakan tugasnya secara selaras, terarah, terkoordinir
sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran.
3. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan
alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai)
terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara:
§ Memperbandingkan realisasi dengan rencana
(anggaran).
§ Melakukan tindakan perbaikkan apabila dipandang
perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan).
2.1.3
Jenis-jenis Anggaran
Sebagai alat bantu
manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkupan yang luas. Seluruh kegiatan
yang ada dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, maka anggaran perusahaan terdiri dari berbagai macam anggaran
yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.
Memurut Ellen Christina dalam bukunya “Anggaran
Perusahaan” jenis-jenis anggaran dapat dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
“1. Berdasarkan ruang lingkup atau intensitas
penyusunannya:
a.
Anggaran parsial
b.
Anggaran komprehensif
2.
Berdasarkan fleksilibilitasnya:
a.
Anggaran tetap
b.
Anggaran kontiyu
3.
Berdasarkan periode waktu.
a.
Anggaran jangka pendek
b.
Anggaran jangka panjang”.
(2001:17)
Adapun
penjelasan dari jenis-jenis anggaran adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan ruang lingkup atau intensitas
penyusunan.
a. Anggaran parsial
Adalah anggaran yang ruang lingkupnya
terbatas misalnya anggaran untuk bidang keuangan atau produksi saja.
b. Anggaran komprehensif
Adalah
anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh, karena jenis kegiatan meliputi
seluruh aktivitas perusahaan dibidang pemasaran, produksi, keuangan, personalia,
dan administrasi.
2. Berdasarkan fleksibilitas
a. Anggaran tetap
Adalah
anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan volume yang sudah
tertentu dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya revenue, cost dan expense.
b. Anggaran kontiyu
Adalah anggaran yang disusun
untuk perode waktu tertentu dengan volume tertentu dan berdasarkan volume
tersebut diperkirakan besarnya revenue,
cost dan expense, namun secara
periodik dilakukan penilaian kembali.
3. Berdasarkan periode waktu.
a. Anggaran jangka pendek
Adalah
rencana kegiatan perusahaan secara rinci dalam satu tahun anggaran.
b. Anggaran jangka panjang
Adalah rencana kegiatan
perusahaan dengan cakupan waktu yang panjang dengan penekanan pada pengembangan
profil perusahaan pada masa yang akan datang. Anggaran jangka panjang
mencerminkan perencanaan menyeluruh tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam
jangka panjang dan merupakan suatu kesatuan yang utuh dari rencana yang disusun
untuk kegiatan setiap tahun.
2.1.4
Manfaat dan Kelemahan Anggaran
Anggaran merupakan alat manajemen
dalam melaksanakan fungsinya, (planing,
organizing, directing dan controlling). Mengenai manfaat anggaran ini akan
penulis kutipkan pendapat para ahli.
Manfaat anggaran menurut M Nafarin dalam bukunya “Penganggaran
Perusahaan” adalah sebagai berikut.
1.
Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian
tujuan bersama.
2.
Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan
kekurangan pegawai.
3.
Dapat memotivasi pegawai.
4.
Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.
5.
Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang
perlu.
6.
Sumber daya seperti : tenaga kerja, peralatan, dan
dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
7.
Alat pendidikan bagi para manajer.
(2000:12-13)
Menurut Horgen dalam bukunya “Cost
Accounting Amanagerial Emphasis”, adalah sebagai berikut:
“Anggaran merupakan ciri utama dari
kebanyakan sistem pengendalian manajemen kalau di kelola dengan cermat anggaran
akan. (a) Membantu perencanaan, (b) Menyediakan kriteria prestasi, dan (c)
Meninggkatkan komunikasi dan koordinasi dalam organisasi”.
(2003:510)
Dari
kedua pendapat diatas, jelas manfaat dari anggaran adalah memberikan petunjuk
kearah mana perusahaan, sehingga semua pihak dalam perusahaan dapat mengarahkan
aktivitasnya sesuai dengan yang telah dianggarkan serta masing-masing akan
saling menyesuaikan diri. Dengan demikian terciptalah koordinasi dan
pengendalian yang baik.
Disamping mempunyai banyak manfaat,
namun anggaran juga mempunyai beberapa kelemahan, menurut M Nafarin dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan” adalah
sebagai berikut:
a.
Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan
sehingga mengandung unsur ketidakpastian.
b.
Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu,
uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun
anggaran secara lengkap dan akurat.
c.
Bagi pihak yang merasa terpaksa untuk melaksanakan
anggaran dapat mengakibatkan mereka mengerutu dan menentang, sehingga anggaran
tidak akan efektif.
(2000:13)
Menurut
uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa anggaran juga mempunyai kelemahan
karena anggaran hanyalah alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya bukan menggantikannya.
2.1.5
Tujuan Penyusunan Anggaran.
Anggaran merupakan alat
dalam manajemen yang memberikan petunjuk mengenai beberapa perkiraan yang tersedia
pada suatu saat dan untuk beberapa lama, tujuan penyusunan anggaran dalam
setiap perusahaan pada dasarnya sama, yaitu merencanakan posisi anggaran untuk
suatu periode tertentu yang akan datang.
Menurut Welsch, Hilton, Gordon yang
diterjemahkan oleh Purwatiningsih
dan Maudy Warouw dalam bukunya “Anggaran,
Perencanaan dan Pengendalian Laba”, adalah sebagai berikut:
1.
Untuk memberikan taksiran posisi kas pada akhir
setiap periode sebagai hasil dari operasi yang dijalankan.
2.
Untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan kas
pada waktunya.
3.
Untuk menentukan kebutuhan pembiayaan dan
kelebihan kas menganggur untuk investasi.
4.
Untuk menyelaraskan kas dengan total modal kerja,
pendapatan penjualan, biaya, investasi, utang.
5.
Untuk menetapkan dasar yang sehat untuk pemantauan
posisi kas secara terus-menerus.
(2002:440)
Menurut
Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan”, anggaran kas juga berguna agar pimpinan
perusahaan dapat mengetahui:
1.
Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana
operasinya perusahaan.
2.
Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena
rencana operasinya perusahaan.
3.
Besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu
dibutuhkan untuk menutup defisit kas.
4.
Saat-saat kapan kredit itu dibayar kembali”.
(2001:88)
Dari uraian diatas
menyatakan bahwa tujuan dasar dari persiapan anggaran kas adalah untuk
merencanakan yang diperlukan perusahaan ditinjau dari segi jangka pendek atau
jangka panjang juga penyiapan anggaran merupakan alat untuk mengantisipasi
keseimbangan penggunaan kas secara efektif dalam hal ada kelebihan kas.
Tujuan penyusunan
anggaran menurut M Nafarin dalam
bukunya “Penganggaran Perusahaan”. Menyatakan bahwa:
1.
Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal
dalam memilih sumber dan penggunaan dana.
2.
Untuk mengendalikan pembatasan jumlah dana yang
dicari dan digunakan.
3.
Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun
jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. Untuk
merasionalkan sumber dana dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.
4.
Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun,
karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
5.
Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan
setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
(2000:12)
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa tujuan penyusunan anggaran kas adalah dapat mengendalikan
pembatas jumlah dana, menyempurnakan rencana yang telah disusun dan dapat
menganalisa serta memutuskan yang berkaitan dengan keuangan.
2.1.6
Macam-Macam Anggaran
Anggaran merupakan alat
perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dalam unit dan uang. Menurut M Nafarin dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan”, anggaran
dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:
1.
Menurut dasar penyusunan anggaran
2.
Menurut cara penyusunan anggaran
3.
Menurut jangka waktunya.
4.
Menurut bidangnya.
5.
Menurut kemampuan menyusun anggaran.
6.
Menurut fungsinya.
(2000:17)
Adapun
uraian dari kutipan diatas adalah sebagai berikut:
a. Anggaran menurut dasar penyusunan, anggaran
terdiri dari:
§ Anggaran variabel yaitu anggaran yang tersusun
berdasarkan interval (kasar), kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya
merupakan suatu seni anggaranyang terdapat disesuaikan pada tingkat-tingkat
aktivitas (kegiatan) yang berbeda, misalnya anggaran penjualan disusun sekisar
antara 500 unit sampai dengan 1000 unit anggaran variable disebut juga dengan
anggaran fleksibel.
§ Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun
berdasarkan suatu tinggkatan kapasitas tertentu. Misalnya penjualan
direncanakan 1000 unit. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.
b. Menurut cara penyusunan anggaran terdiri dari :
§ Anggaran periodik adalah anggaran yang tersusun
untuk suatu periodik tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun
setiap akhir periode anggaran.
§ Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk
mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan
perbaikkan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
c. Menurut jangka waktunya anggaran terdiri dari:
§ Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah
anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai 1 tahun. Anggran
untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
§ Anggaran jangka panjang (anggaran strategis)
adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun, anggaran
untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang tidak
mesti berupa anggaran modal, anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar
anggaran jangka pendek.
- Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan kedua anggaran ini bila dipadatkan disebut “anggaran induk (masterbudget)’. Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka waktu pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.
§ Anggaran operasional adalah anggaran untuk
menyusun anggaran laporan rugi laba. Anggaran opersional antara lain terdiri
dari :
i.
Anggaran
penjualan.
ii.
Anggaran
penjualan biaya pabrik
~ anggaran biaya bahan baku
~
anggaran biaya tenaga kerja langsung
~ anggaran overhead pabrik
iii.
Anggaran
beban usaha.
iv.
Anggaran
laporan rugi-laba.
§ Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun
anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari :
a. Anggaran kas.
b. Anggaran piutang
c. Anggaran persediaan
d. Anggaran neraca
e. Menurut kemampuan menyusun anggaran terdiri dari :
§ Anggaran komprehensif, merupakan rangkaian dari
berbagai macam anggaran yang disusu secara lengkap. Anggaran komprehensif
merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggarna keuangan yang
disusun secara lengkap.
§ Anggaran partial anggaran yang disusun tidak
secara lengkap anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu, misalnya
karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.
f. Menurut fungsinya anggaran terdiri dari :
§ Appropriation
budget adalah anggaran ayng
diperuntukan bagian tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat
lain. Misalnya anggaran untuk penelitian dan pengembangan.
§ Performance budget
adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam
perusahaan untuk menilai apakah biaya beban yang dilakukan oleh masing-masing
aktivitas tidak melampaui batas.
2.1.7
Proses Penyusunan Anggaran
Pada dasarnya yang
berwenang dan tanggung jawab atas penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan
pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi
perusahaanlah yang paling berwenang dan paling bertanggungjawab atas
kegiatan-kegiatan perusahaan seluruhnya, namun demikian tugas menyiapkan dan
menyusuna anggaran serta kegiatan-kegiatan anggaran lainnya tidak harus
ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat
didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Adapun siapa bagian apa yang
diserahkan tugas harus mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat
tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi
pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat
didelegasikan kepada bagian administrasi dan panitia anggaran.
Baik anggaran yang
disusun oleh bagian administrasi maupun yang disusun oleh panitia anggaran,
barulah merupakan rancangan anggaran. Rancangan anggaran inilah yang diserahkan
kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan, masih dimungkinkan untuk
diadakan perubahab-perubahan terhadap rancangan tersebut, dan dimungkinkan
perlu diadakannya pembahasan-pembahasan antara pimpinan tertinggi perusahaan
dengan pihak yang diserahi tugas penyusunan rancangan anggaran tersebut.
Setelah disahkan, maka
rencana aggaran tersebut telah menjadi
anggaran yang definitif, yang akan dijadikan pedoaman kerja, sebagai alat
pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.
Adapun kajian pihak yang
diserahi tugas menyusun rancangan anggaran memulai bekerja, tergantung pada
perkiraan berapa lam waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rancangan
anggaran itu, yang penting adalah bahwa anggaran yang ditentukan harus sudah
ditetapkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan sebelum jangka waktu (periode)
anggaran tersebut tiba bilamana tugas penyusunan rancangan yang definitif telah
selesai, maka panitia anggaran tidak bubar melainkan secara berkala masih perlu
mengadakan pertemuan-pertemuan konsultatif guna membahas pelaksanaan anggarana
tersebut dari waktu ke waktu, untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasi serta
mengadakan revisi-revisi terhadap anggaran yang telah disusun bilamana memang
dirasa perlu.
Menurut Robert N. Anthony and Vijay govindarjan yang di terjemahkan
oleh Kurniawan tjakrawala dalam
bukunya “Sistem Pengendalian Manajemen”, mengemukaan proses penyusunan
anggaran suatu perusahaan sebagai berikut:
“1. Departemen Anggaran, yang biasanya
melaporkan kepada pengawas perusahaan,
menyusun arus informasi dari sistem pengkontrolan anggaran.
2.
Panitia Anggaran, terdiri dari anggota senior manajemen, seperti bagian esekutif, kepala bagian operasi dan
bagian kepala keuangan”.
(2003:9)
Menurut
uraian diatas bahwa proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan
menggunakan komputer, khususnya internet, fungsi ini dapat dilakukan dengan
lebih sedikit kopian dan kesalahan perhitungan, dan lebih cepat. Panitia
anggaran melakukan peranan penting dalam perusahaan yang besar, panitia
anggaran mungkin hanya sampai pejabat pelaksanaan senior yang menilai anggaran
untuk unit bisnis.
2.1.8
Karakteristik Anggaran
Anggaran harus disusun secara benar
dan sistematis penyusunan anggaran yang telah mengikuti prosedur yang benar
tidak menjamin anggaran itu pasti berhasil. Anggaran juga memiliki
karakteristik-karakteristik tertentu menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Biaya”, secara umumnya
adalah sebagai berikut.
“1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan
dan satuan selain keuangan.
2.
Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3.
Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan
manajemen yang berarti bahwa para
manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam anggaran.
4.
Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak
yang berwenang lebih tinggi dari
penyusun anggaran.
5.
Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah
dibawah kondisi tertentu.
6.
Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan”.
(2001:490)
Menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi
Biaya” selain karteristik secara umum diatas terdapat juga karakteristik
anggaran yang baik yaitu:
“1.
Anggaran disusun berdasarkan program.
2.Anggaran
disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggung jawaban yang dibentuk dalam
organisasi perusahaan.
3.Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan
dan alat pengendalian”.
(2001:490)
Dari uraian diatas
penulis menyimpulkan bahwa karakteristik anggaran tidak lebih dari sekedar
perkiraan, yang setiap manajer tidak memiliki komitmen untuk mencapai sasaran
anggaran, tetapi dalam situasi penyusunan anggaran manajer menengah dan bawah
sebagai penyusun anggaran tidak akan memiliki persepsi yang jelas mengenai
sasaran anggaran dan menerima alokasi sumber daya yang menurut persepsi mereka tidak
memadai untuk mencapai sasaran anggaran.
2.1.9
Pelaksanaan Anggaran
Keberhasilan pencapaian
anggaran perlu mendapatkan dukungan dari tiap personalia yang ada didalam
perusahaan, tanpa memandang fungsi pangkat personalia yang bersangkutan. Oleh
karena itu, sebaiknya sebelum anggaran dilaksanakan perlu diadakan pertemuan
secara berjenjang tentang anggaran tersebut. Untuk memperoleh komitmen
masing-masing personalia untuk pelaksanaan anggaran tersebut sebaik mungkin.
Sudah tentu sebelum
anggaran yang akan dilaksanakan tersebut perlu terlebih dahulu disiapkan
saran-saran kerja yang perlu untuk kelancaran pelaksanaan anggaran tersebut,
seperti telah tersedianya job description
yang jelas system neward and
funishment yang dapat memberikan motivasi kerja secara sehat, system otorisasi dan pendelegasian wewenang sistem
dan prosedur kerja yang jelas dalam pelaksanaan anggaran tersebut. Setiap unit
kerja dalam rangka mencapai sasaran usaha yang telah ditetapkan untuk
masing-masing jenis transaksi yang mempunyai tanggung jawabnya, perlu juga
membina kerja sama yang baik dengan unit-unit kerja yang lain. Koordinasi sebaiknya
dilakukan oleh tingkat middle atau top management yang ada pada perusahaan
bersangkutan. Fungsi koordinasi sangat penting untuk memotivasi masing-masing
unit kerja agar dapat bekerjasama dengan erat untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan dengan anggaran secara efektif dan efisien. Disamping itu apabila
ada masalah-masalah interdepartemental akan dapat cepat diselesaikan.
2.1.10
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan
Anggaran
Agar suatu anggaran
dapat berfungsi dengan baik, yaitu bila perkiraan-perkiraan yang terdapat
didalamnya cukup akurat. Dalam penyusunan anggaran harus mempertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu anggaran.
Faktor-faktor tersebut
menurut M Munandar dalam bukunya “Budgeting”,
dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
“ 1. Faktor internal, yaitu data, informasi dan
pengalaman yang terdapat didalam proses perusahaan itu sendiri.
2. Faktor eksternal, yaitu data, informasi dan
pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan perusahaan”.
(2001:11-12)
Penjelasan dari
faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan suatu anggaran tersebut diatas
adalah sebagai berikut.
1. Faktor-faktor internal, antara lain berupa:
§ Penjualan tahun-tahun lalu.
§ Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan
barang yang dijual, syarat pembayaran barang yang dijual pemilihan saluran
distribusi.
§ Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
§ Tenaga kerja yang memiliki perusahaan baik
jumlahnya (kuantitatif) maupun keterampilan dan keahlian (kualitatif).
§ Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
§ Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
§ Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan. Baik dibidang pemasaran,
dibidang produksi, dibidang pembelanjaan, di dibang administrasi, maupun
dibidang personalia.
Faktor-faktor internal
yang sering disebut sebagai faktor yang controllable (dapat dikendalikan) yaitu
faktor-faktor yang dalm batas-batas tertentu masih bisa disesuaikan dengan
keinginan atau kebutuhan untuk periode anggaran yang akan datang.
2. Faktor eksternal, antara lain berupa:
§ Keadaan persaingan.
§ Tingkat pertumbuhan penduduk.
§ Tingkat penghasilan masyarakat.
§ Tingkat pendidikan masyarakat.
§ Tingkat penyebaran penduduk.
§ Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kabiasaan
masyarakat.
§ Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dibidang
politik, sosial, budaya maupun keamanan.
§ Keadaan perekonomian nasional maupun
internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya.
Terhadap
faktor-faktor eksternal ini, perusahaan tidak mampu untuk mengaturnya sesuai
dengan yang diinginkan dalam periode anggaran yang akan datang. Oleh karena
itu, faktor-faktor eksternal ini sering disebut sebagai faktor yang
uncontrolable ( tidak dapat dikendalikan), yaitu faktor-faktor yang tidak dapat
dikendalikan dan tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Akibatnya
perusahaanlah yang menyesuaikan dirinya. Menyesuaikan kebijakan-kebijakannya
dengan faktor-faktor eksternal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar